Roberto Firmino adalah salah satu pemain paling unik dan berpengaruh dalam sepak bola modern. Dengan kecerdasan taktis, kreativitas, dan kerja kerasnya, ia menjadi kunci kesuksesan Liverpool di era Jürgen Klopp. Meski tidak selalu menjadi pencetak gol terbanyak, perannya sebagai "false nine" (penyerang palsu) mengubah cara dunia memandang posisi striker.
Awal Karier: Dari Brasil ke Eropa
Lahir pada 2 Oktober 1991 di Maceió, Brasil, Firmino memulai karier profesionalnya di CRB, klub kecil di divisi bawah Brasil. Kemampuan teknisnya segera menarik perhatian TSG Hoffenheim, yang membawanya ke Jerman pada 2011.
Di Bundesliga, Firmino berkembang pesat:
- Musim 2013-2014: Mencetak 16 gol dan 12 assist, menjadi salah satu pemain terbaik di liga.
- Dibeli Liverpool seharga £29 juta pada 2015, awalnya diragukan, tetapi akhirnya menjadi salah satu transfer terbaik klub.
Era Keemasan di Liverpool: Otak Serangan The Reds
Di bawah asuhan Jürgen Klopp, Firmino menjadi "otak" dari trio serangan Liverpool yang legendaris—Salah, Mané, Firmino (SaMaFi). Perannya sebagai false nine memungkinkan Mohamed Salah dan Sadio Mané mencetak gol lebih banyak, sementara ia mengatur aliran serangan dengan cerdik.
Momen-Momen Terbaik Firmino di Liverpool:
- 2017-2018: Membantu Liverpool mencapai final Liga Champions dengan 27 gol dan 17 assist di semua kompetisi.
- 2018-2019: Kembali ke final Liga Champions dan memenangkannya, sekaligus menjadi Pemain Terbaik versi fans Liverpool.
- 2019-2020: Bagian penting dari tim yang akhirnya meraih gelar Premier League pertama Liverpool dalam 30 tahun.
Total, ia mencetak 111 gol dan 79 assist dalam 362 penampilan untuk The Reds—angka yang fantastis untuk seorang pemain yang bukan pure striker.
Gaya Bermain: Kecerdasan Tanpa Ballon d'Or
Firmino adalah pemain yang sulit dikategorikan:
- Bukan striker murni, bukan gelandang serang, tapi gabungan keduanya.
- Pressing-nya luar biasa—ia sering memulai tekanan dari lini depan Liverpool.
- Kemampuan link-up play-nya sempurna, menghubungkan lini tengah dengan penyerang.
- Finishing kreatif, termasuk gol-gol backheel dan chip yang memukau.
Klopp pernah memujinya: "Dia adalah pemain yang membuat tim kami bermain dengan indah."
Karier Timnas Brasil & Kontroversi
Meski jarang menjadi starter tetap di timnas Brasil, Firmino tetap memberikan kontribusi:
- 55 caps dan 17 gol untuk Seleção.
- Juara Copa America 2019.
- Sayangnya, ia sering dikritik karena dianggap kurang tajam dibanding Jesus atau Richarlison.
Kehidupan Setelah Liverpool & Pindah ke Arab Saudi
Pada 2023, Firmino meninggalkan Liverpool dengan status legenda dan bergabung dengan Al-Ahli Saudi FC. Meski sudah tidak di Eropa, fans Liverpool tetap mengingatnya sebagai salah satu pemain terbaik mereka dalam dekade terakhir.
Warisan & Pengaruhnya pada Sepak Bola Modern
Firmino membuktikan bahwa:
- Striker tidak harus selalu menjadi pencetak gol terbanyak untuk menjadi penting.
- Kecerdasan taktis dan kerja keras bisa lebih berharga daripada statistik individu.
- Kimia dalam trio serangan (SaMaFi) adalah contoh sempurna kolaborasi di sepak bola.
Kesimpulan
Roberto Firmino mungkin tidak pernah memenangkan Ballon d'Or, tetapi pengaruhnya pada sepak bola modern sangat besar. Ia adalah seniman lapangan hijau—seorang pemain yang membuat sepak bola terlihat indah dengan gerakan, visi, dan kerendahan hatinya.
"Si Smiling Assassin" ini akan selalu dikenang sebagai salah satu legenda terbesar Anfield.